Palembang – Pemilihan Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang periode 2024-2028, dinilai cacat hukum dalam proses tahapan seleksi lantaran diduga telah terjadi plagiarisme yang dilakukan oleh para calon Direktur Polsri.
Indikasi terjadinya plagiarisme ini diungkap oleh Harsono Gibran selaku Koordinator LSM KKN dalam surat pengaduan yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.
“Kami meminta proses pemilihan Direktur Polsri yang sudah berjalan dihentikan dan diadakan proses pemilihan ulang mulai dari tahap pendaftaran karena proses yang sekarang berjalan cacat hukum,” ujar Harsono kepada awak media, Kamis 11 Januari 2024.
Dalam Permenristekdikti No. 19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri dan pasal 2 Peraturan Senat POLSRI No. 1 Tahun 2023 pada poin m disebutkan persyaratan calon direktur tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Tiga orang calon Direktur Polsri yakni AZ, Azw dan IA, semuanya diduga telah melakukan plagiat saat membuat artikel atau jurnal. Tetapi kenapa panitia seleksi meloloskan ketiganya dan menetapkan sebagai calon Direktur Polsri?,” bebernya.
Berdasarakan penelusuran pihak LSM KKN, Azw diduga telah melakukan plagiasi saat membuat artikel Jurnal : Peranan Daya Reaktif Pada Saluran Sistem Kelistrikan Di Pt. Eka Surya Mandiri Jambi yang dipublikasikan pada Jurnal Elsains: Jurnal Elektro P-ISSN: 2527-6336, Volume 4, Nomor 1, Juni 2022.
Jurnal tersebut plagiasi dari Skripsi Peranan Daya Reaktif Pada Saluran Sistem Kelistrikan Di Pt. Eka Surya Mandiri yang disusun oleh Daud Karimun NIM 132015019 Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang.
“Bahwa plagiasi tersebut terlihat pada judul, abstrak, pendahuluan, studi literatur, hasil, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka yang presentasi kemiripannya lebih dari 90 persen berdasarkan hasil cek plagiasi melalui Turnitin,” jelas Harsono.
Kemudian AZ dan IA diduga telah melakukan plagiasi saat membuat artikel di Atlantis Highlight in Engineering, Volume 7, Proceedings of the Forum in Research, Science and Technology (FIRST-T1-T2-2020) Judul The Effect Of Parameter Proces 3d Printer Technology Digital Light Procesing To Geometric Of Shaft.
Artikel tersebut plagiasi hasil terjemahan ke Bahasa Inggris dari artikel dengan judul Pengaruh Parameter Proses 3D Printer Teknologi Digital Light Processing Terhadap Geometris Poros, Machinery Jurnal Teknologi Terapan Vol 1, No 1, Agustus 2020, p-ISSN : 2723-3359.
“Plagiasi tersebut terlihat pada judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka yang presentasi kemiripannya lebih dari 90 persen bersadarkan hasil cek plagiasi melalui Turnitin,” lanjutnya.
Berdasarkan fakta dan data yang ditemukan, Harsono secara tegas meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendiskualifikasi ketiga calon Direktur Polsri tersebut lantaran tidak memenuhi salah satu syarat pendaftaran.
“Plagiasi yang telah dilakukan sudah jelas mencoreng dunia akademik. Apalagi ini syarat untuk menjadi pemimpin di sebuah institusi pendidikan tinggi negeri. Jadi proses pemilihan Direktur Polsri harus diulang demi tegaknya kejujuran dan peraturan,” tutup Harsono.
Sementara, Ketua Pelaksana Pemilihan Direktur Polsri, Zainuddin Muchtar saat dihubungi untuk konfirmasi terkait kenapa tetap diloloskanya tiga calon direktur, sementara ada laporan dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh ketiga calon tersebut, ia hanya menjawab singkat.
“Masalah laporan plagiarisasi sudah kita jelaskan bahwa info tersebut tidak benar,” jawab Zainuddin singkat melalui pesan WhatsApp.
Saat ditanya lebih lanjut, kapan dan dimana penjelasan itu dilakukan, serta apakah pihak panitia sudah melakukan pengecekan melalui aplikasi Turnitin untuk membuktikan bahwa tidak terjadi plagiat, Zainuddin tidak merespon.
Kemudian awak media mencoba mendatangi langsung Kampus Polsri untuk bertemu agar mendapat penjelasan langsung dari pihak panitia, Zainuddin hanya membalas dirinya sedang berada diluar.
“Coba ke Ketua Senat. Saya sekarang posisi diluar,” tulisnya. (dp)
Komentar