Koran Musi, Jakarta – Koordinator Aktivis Sumsel-Jakarta, Harda Belly, mengevaluasi kinerja Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru periode 2018-2023 yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.
Pada akhir masa jabatanya sebagai Gubernur Sumsel, Herman Deru, mendapat catatan buruk dari Koordinator Aktivis Sumsel-Jakarta, Harda Belly.
Menurut Harda, tidak ada prestasi yang patut diapresiasi bahkan kemiskinan terus meningkat di Sumsel, bahkan menjadi peringkat kedua tertinggi kemiskinan ekstrem nasional.
“Apa yang perlu kita banggakan dari Herman Deru, sudah hampir selasai tidak ada terobosan, bahkan kemiskinan semakin meningkat,” kata Harda dalam keterangannya, Senin 14 Agustus 2023.
“Tahun 2021 sampai 2022 tingkat kemiskinan di Sumsel meningkat, dari angka 3,14 persen menjadi 3,19 persen. Dari data kementerian keuangan di tahun 2022, Sumsel jadi daerahtertinggi kedua tingkat kemiskinan ekstrem. Hal ini menjadi bukti kepemimpinan Herman Deru, Sumsel tidak berubah signifikan,” tambahnya.
Lebih lanjut ditambahkan, Sumsel telah kehilangan program unggulan yang tidak lagi dirasakan oleh masyarakat yakni Sekolah dan Berobat Gratis selama masa kepemiminan Herman Deru.
“Kami dengar program sekolah dan berobat gratis yang pernah menjadi kebanggaan Sumsel sejak kepemimpinan Herman Deru tidak lagi dirasakan masyarakat. Banyak masyarakat takut ke rumah sakit karena tidak memiliki biaya dan banyak kasus pungli yang diduga terjadi di sekolah-sekolah negeri,” jelas Harda.
Ke depan, Harda mengajak masyarakat Sumsel harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin khususnya Gubernur di Sumatera Selatan pada Pilkada 2024 nanti.
“Masyarakat Sumsel harus cerdas dalam memilih Gubernur Pada Pilkada 2024 nanti. Jangan sampai salah kembali memilih Gubernur seperti Herman Deru ini yang tidak memberikan perubahan signifikan di Sumatera Selatan,” pungkasnya.
Komentar